Thursday, May 5, 2016

Maros dengan Sejuta Kenangan SURILI


Coba katakan Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) 2007, kami semua akan langsung berkata bahwa di dalam tenda tidak terjadi apa-apa. Tidak percaya, tanya Ino tentang kebenarannya. Bahagia rasanya bisa ikut SURILI, apalagi ditemani Bu Ina (Serius, ibunya cantik). Saat ke Taman Kupu-Kupu, pengunjung malah mengira Bu Ina  itu bule dan mereka mewawancarainya dengan speaking english ... Wow...
 
Nah, yang kurang bahagia mungkin Ainah. Pergi ke pasar  bersama tim SURILI lain untuk melengkapi perbekalan dan jadi telat gabung renang bersama disekitar Goa Mimpi (Bu Ina juga ikut renang soalnya, tapi Ainah sedih karena dia ga ada didalam foto Uhh.. narsis mah tetap ya,..)


Pose keren

Kebahagian lain adalah ikut kegiatan HIKESPI. Merasakan pengalaman melihat penelusur goa yang datang dari seluruh Indonesia melakukan SRT (Single Rope Technic) dengan kedalaman lebih dari 200 meter. Pedihnya, makan hanya 2 piring dan minum 1 botol aqua menengah untuk 10 orang setiap kali jam makan selama ikut kegiatan. Cewek minum diteguk dan cowok minum pakai tutup botol bergantian dari sisa tegukan cewek-cewek... Sumpah, wanita selalu ingin dimengerti..

Sebagian dari kamipun tumbang, mulai dari Erik, Panda, Ainah dan Iska. Erik mah yang paling lebay, masa langsung pulang kampung ke Palu.. Hihi. Sisa yang bertiga berobat ke dukun kampung yang ada di sekitar mess dan juga berobat ke Rumah Sakit Maros. Hasilnya, Ainah dan Panda diizinkan pulang tapi Iska diopname (menghabiskan 3 tabung infus dan semalam ditemani Ozy dan Sopian). Padahal masakan buatan Beby buat yang sakit, selalu Iska yang menyatap sisa mereka.

Fitri juga sakit sebelum kami semua yang tumbang. Badan dan kepalanya pada ditempelin salonpas, padahal kami masih dalam kondisi jalan kaki  karena tidak ada mobil yang jemput. Solusinya, berhentiin mobil apa aja buat tebengan dan kami dapat mobil pengangkut motor... Alhamdulillah, sahabat kami sedang sakit loh... Tapi, Bang Lemot ga bisa ikut karena Bu Ina mau jalan.. Bang Lemot hanya bisa senyum datar dan mempersilahkan kami duluan. (Alibinya pengen berdua ma Bu Ina,.. Alibi... Alibi...)

Bicara soal makanan, saat SURILI inilah pembuktian bahwa wanita itu bukan Ratunya dapur. Masa cewek-cewek nasinya mentah dan setelah diperbaiki jadi gosong... (Geleng-geleng kepala). Tapi untuk lauk, selama kegiatan kami semua aman karena ada tribol (teri main bola) dan makanpun sudah menggunakan piring (KP lain malah pakai daun seperti yang kami lakuin saat Rafflesia).


Narsis mah jalan terus
Lokasi terakhir yang kami telusuri adalah Leang Londrong. Goa yang penuh dengan air dan penelusurannya harus menggunakan pelampung. Tolong jangan bayangkan Ainah saat pakai pelampung, karena itu mirip teletubies. Dan Fitri menjadi manusia terkeren saat penulusuran karena menyelamatkan Iska saat mau tenggelam (Ga pake pelampung). Cara penyelamatnya juga mantap abiss, kerah bajunya diangkat keatas dan bodohnya Iska ngotot minta dilepaskan karena bisa berenang. Cerita ini berakhir dengan marahnya fitri dan menyuruh keluar goa. Menyedihkan.

Ronald dan Sera mana? Hmm.. Ronald tidak bisa ikut SURILI. Sera ? Hahaha.. kata reman jadi milik Sera. Lihat aja gayanya di lapangan dan seberapa tengil cakapnya. Saatnya kita tutup cerita SURILI dan biar lebih afdhol, alangkah lebih baiknya dibuka dengan Ino dan kembali ditutup dengan sedikitnya foto Ino saat SURILI. Maaf ya no, mungkin itulah dampak dari seringnya pundung. Janji ga bakal pundung lagi masih tetap kami pegang ya...


" Dan ada bahagia disetiap cerita, ada duka yang kadang menggores hati tapi canda dan tawa akan meleburkan itu semua. Tetaplah “Terbuka kedalam dan tertutup keluar “.


No comments:

Post a Comment