Sunday, May 8, 2016

Story Begin ...


      Mungkin tidak ada satu orangpun dari kami yang pernah membayangkan bahwa kami bersepuluh akan bersahabat seperti saat ini. Awalnya cukup sulit, karena kami tidak saling mengerti dan memahami satu sama lainnya. Hingga setiap ego yang ada seringkali keluar dan menjadi pemicu perdebatan. Namun, setiap tawa yang ada mampu meleburkan semuanya.
      Hal kecilpun kadang menjadi penting untuk dilewati bersama, entah itu cerita sedih ataupun bahagia. Hampir setiap pertemuan menghadirkan tawa dan banyak kesedihan yang hilang entah kemana.
Hanya satu kesedihan terbesar yang tak mampu kami obati lukanya, saat Alm. Hendro dipanggil Yang Maha Kuasa. Rasanya buruk sekali, tapi kami harus ikhlas dan melanjutkan hidup seperti sedia kala. Kenangan akan tetap ada !!!



Waktu yang takkan kembali
   Saat ini, hanya kenangan yang tersisa. Waktu yang telah berlalu takkan bisa kita jemput kembali. Biarkanlah memori kita masing-masing yang simpan semua itu. Tapi yang pasti, suatu saat kita akan saling merindukan dan semoga saat itu datang kita masih bisa saling bertemu muka dan tertawa bersama. Mari terus maju sahabat, mari terus berkarya dan memberikan manfaat untuk orang lain. Hidup G-XII !!!

" Kami takkan pernah lupa bahwa kami pernah bersama dan menjalani hari "

Saturday, May 7, 2016

In Memorium ...

We love you my friend …
Alm. Hendro Wahyu Nugroho
      Lahir  :  Juli 1987
      Berpulang ke Rahmatullah tanggal 13 Maret 2007



“Love U my leader…. love U friend… we’re sure that U happy there.. and we was always pray for U and us...”


Ber-Awal dari DIKLATSAR calon G-XII



Diklatsar merupakan awal dari kedekatan kami semua (Andri “ciamis”, Sasi, Ino, Iska, Erik, Fitri, Ronald and Alm. Hendro). Disini kita semua berkumpul dan saling kenal satu sama lainnya. Dipertengahan diklat tiba-tiba jadi  banyak yang banyak yang mau ikutan diklat booo... Panda, Ozy, Ai, Bobi, Bery, Ikin dan Itink.


Masih lugu ...
Namun, seiring berjalannya waktu  akhirnya seleksi alam yang berlaku dan anggota G-XII yang bertahan cuma 10 orang. They are Iska, Fitri, Erik, Ozy, Ino, Sasi, Panda, Ainah, Alm. Hendro dan Ronald. 
 
Selama diklat kami sering dididik (baca: dianiaya) oleh senior yang pada dasarnya gak lebih keren dari kami :).
Olahraga malam, senam surga dan lari keliling kayanya udah jadi rutinitas sehari-hari. Oh ya, jangan lupakan kita pernah olah raga saat jam 12 malam dan melihat Ozy muntah hanya untuk  perayaan ulang tahun dia. Hmm.... Hal yang paling seru pastinya puncak diklat di Gudawang. Jalan dari kadaka? Hal bodoh yang kita ikutin. Tapi perjalanan seru ternyata. Sasi koq terlihat seperti kura-kura ya? 

Basah, lapar, tertawa, narsis dan diteriakin adalah makanan saat puncak. Minggu sore dan cepatlah berlalu, hanya itu yang kami impikan bersama saat itu. Dan puncaknya?? Ozy paling rajin kena tampar dan sebagian dari kita disuruh pulang tapi untungnya ga jadi (Sasi jangan nagis dong ..). Kami akhirnya resmi sebagai anggota KPG saat disalami dengan tamparan di air terjun legenda yang ada di Gudawang.
(Congratulation ya cuy ...................... )

...SeManGadH...

Friday, May 6, 2016

Walat .... Saksi Bisu Rafflesia HIMAKOVA

Penulusuran goa yang pertama kalinya bersama HIMAKOVA. Kegiatan kami hanya didampingi Bang Lemot, karena Bang Zulfan tidak bisa ikut dan dia satu-satunya G-XI yang ada di KPG.  Sialnya, pada kegiatan ini kekurangan kami terlihat oleh Bang Lemot dan dimanfaatkan saat puncak diklat yang memang belum dilaksanakan.

Matikan senter .. Matikan.. Mari rasakan gelap abadi,.. Hahaha.. Udara di dalam goa akan kami hirup dalam-dalam menikmati bau guano dan rasa lembab yang ada. Berasa jadi orang yang paling bahagia menjadi penelusur goa, maklum.. selama diklat belum pernah ke goa beneran.

Pose paling keren-lah ini ...
Indah memang Goa Putih, disekitar mulut goa ada kebun masyarakat yang dapat dinikmati alias dicuri daun singkong dan rawitnya untuk makan malam.. :). Bahan makanan lain kami dapatkan dari anggota KPG yang juga anggota KPH (mereka bayar disana tapi makan di KPG). Mereka punya stock yang banyak dan enak, secara H terkenal banyak duit.

Semua hasil itulah yang kami masak dengan sepenuh hati dan menyita waktu. Tapi, jangan tanyakan seberapa lama habisnya, karena itu cuma sebentar dan hanya dalam hitungan detik makanan lenyap dari alas daun pisang (Hanya kami yang kere makan di daun pisang, yang laen mah enggak... ).

Panda mana? manusia aneh yang mencampur semua lauk dengan nasi didaun pisang dengan kedua tangan kosongnya. Apa mau dikata, kami hanya bisa tetap menikmati dan mulai makan nasi itu. Namun makan belum akan dimulai jika ada salah satu dari kami yang belum datang. Tapi saat orang yang ditunggu terlihat saja sekilas, maka tangan akan mulai berseliweran (tetap ja ga niat buat nunggu).

Habis makan terbitlah kantuk, tidurpun akan dimulai tanpa tau siapa yang disebelah kita. Entah itu cewek ataupun cowok kita tidak peduli asal bisa memejamkan mata dan kembali lagi esok untuk tertawa.

" Persahabatan bukan hanya sekedar hubungan perteman yang lebih erat, tapi lebih kepada seberapa besar kepedulian antar kami "


Thursday, May 5, 2016

Maros dengan Sejuta Kenangan SURILI


Coba katakan Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) 2007, kami semua akan langsung berkata bahwa di dalam tenda tidak terjadi apa-apa. Tidak percaya, tanya Ino tentang kebenarannya. Bahagia rasanya bisa ikut SURILI, apalagi ditemani Bu Ina (Serius, ibunya cantik). Saat ke Taman Kupu-Kupu, pengunjung malah mengira Bu Ina  itu bule dan mereka mewawancarainya dengan speaking english ... Wow...
 
Nah, yang kurang bahagia mungkin Ainah. Pergi ke pasar  bersama tim SURILI lain untuk melengkapi perbekalan dan jadi telat gabung renang bersama disekitar Goa Mimpi (Bu Ina juga ikut renang soalnya, tapi Ainah sedih karena dia ga ada didalam foto Uhh.. narsis mah tetap ya,..)


Pose keren

Kebahagian lain adalah ikut kegiatan HIKESPI. Merasakan pengalaman melihat penelusur goa yang datang dari seluruh Indonesia melakukan SRT (Single Rope Technic) dengan kedalaman lebih dari 200 meter. Pedihnya, makan hanya 2 piring dan minum 1 botol aqua menengah untuk 10 orang setiap kali jam makan selama ikut kegiatan. Cewek minum diteguk dan cowok minum pakai tutup botol bergantian dari sisa tegukan cewek-cewek... Sumpah, wanita selalu ingin dimengerti..

Sebagian dari kamipun tumbang, mulai dari Erik, Panda, Ainah dan Iska. Erik mah yang paling lebay, masa langsung pulang kampung ke Palu.. Hihi. Sisa yang bertiga berobat ke dukun kampung yang ada di sekitar mess dan juga berobat ke Rumah Sakit Maros. Hasilnya, Ainah dan Panda diizinkan pulang tapi Iska diopname (menghabiskan 3 tabung infus dan semalam ditemani Ozy dan Sopian). Padahal masakan buatan Beby buat yang sakit, selalu Iska yang menyatap sisa mereka.

Fitri juga sakit sebelum kami semua yang tumbang. Badan dan kepalanya pada ditempelin salonpas, padahal kami masih dalam kondisi jalan kaki  karena tidak ada mobil yang jemput. Solusinya, berhentiin mobil apa aja buat tebengan dan kami dapat mobil pengangkut motor... Alhamdulillah, sahabat kami sedang sakit loh... Tapi, Bang Lemot ga bisa ikut karena Bu Ina mau jalan.. Bang Lemot hanya bisa senyum datar dan mempersilahkan kami duluan. (Alibinya pengen berdua ma Bu Ina,.. Alibi... Alibi...)

Bicara soal makanan, saat SURILI inilah pembuktian bahwa wanita itu bukan Ratunya dapur. Masa cewek-cewek nasinya mentah dan setelah diperbaiki jadi gosong... (Geleng-geleng kepala). Tapi untuk lauk, selama kegiatan kami semua aman karena ada tribol (teri main bola) dan makanpun sudah menggunakan piring (KP lain malah pakai daun seperti yang kami lakuin saat Rafflesia).


Narsis mah jalan terus
Lokasi terakhir yang kami telusuri adalah Leang Londrong. Goa yang penuh dengan air dan penelusurannya harus menggunakan pelampung. Tolong jangan bayangkan Ainah saat pakai pelampung, karena itu mirip teletubies. Dan Fitri menjadi manusia terkeren saat penulusuran karena menyelamatkan Iska saat mau tenggelam (Ga pake pelampung). Cara penyelamatnya juga mantap abiss, kerah bajunya diangkat keatas dan bodohnya Iska ngotot minta dilepaskan karena bisa berenang. Cerita ini berakhir dengan marahnya fitri dan menyuruh keluar goa. Menyedihkan.

Ronald dan Sera mana? Hmm.. Ronald tidak bisa ikut SURILI. Sera ? Hahaha.. kata reman jadi milik Sera. Lihat aja gayanya di lapangan dan seberapa tengil cakapnya. Saatnya kita tutup cerita SURILI dan biar lebih afdhol, alangkah lebih baiknya dibuka dengan Ino dan kembali ditutup dengan sedikitnya foto Ino saat SURILI. Maaf ya no, mungkin itulah dampak dari seringnya pundung. Janji ga bakal pundung lagi masih tetap kami pegang ya...


" Dan ada bahagia disetiap cerita, ada duka yang kadang menggores hati tapi canda dan tawa akan meleburkan itu semua. Tetaplah “Terbuka kedalam dan tertutup keluar “.